Efek Pencitraan Para Pejabat di Media Massa terhadap kehidupan bermasyarakat

Kegiatan politik praktis di negeri yang berideologi demokrasi, setelah runtuhnya rezim orde baru yakni dengan nama reformasi. Melahirkan satu cara (strategi politik) yang digunakan oleh beberapa calon pemimpin untuk mendapatkan tampuk kekuasaan tertentu. Dan pada bab ini kami menyimpulkan faktor-faktor yang berperan “memuluskan” pencitraan adalah partai politik, media massa, lembaga konsultan politik, Marketing Politik, juga Kekuatan Kehumasan.

Komunikasi Politik dan Strategi Politik
Komunikasi politik biasanya menggunakan dua sistem komunikasi dominan, yaitu media massa modern dan sistem komunikasi tradisional. Untuk mempengaruhi masyarakat, maka perlu untuk memilih sarana komunikasi yang tepat, sesuai dengan keperluan dan kepada siapa pesan politik ingin disampaikan.

Partai Politik
Partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Realitas politik di Indonesia menunjukan bahwa sebagian besar partai politik tidak menjalankan fungsinya secara maksimal. Partai politik masih menerapkan pragmatisme politik semata ketimbang mengimplementasikan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Kondisi ini terutama terlihat jelas dalam tahapan kampanye, dimana sosialisasi dan pendidikan politik sangat minim sekali (bahkan nyaris tidak ada). Sehingga tak ayal kita akan terbiasa melihat banyak partai politik yang merekrut orang tidak jelas untuk menjadi kandidat mereka di pemilu namun tidak memberikan pemahaman yang baik akan fungsi politik dalam kehidupan bernegara di tanah air.

Media Massa
Sebagai agen politik, media massa bisa melakukan proses pengemasan pesan dan proses inilah yang sebenarnya membuat sebuah peristiwa atau aktor politik memiliki citra tertentu. Pencitraan politik seringkali sangat efektif untuk menaikkan pamor atau menghancurkan pamor aktor politik. Namun masalahnya, media yang menjadi agen politik harus meninggalkan objektivitasnya dan memanipulasi fakta sebagai alat untuk kepentingan politik. Diantaranya fungsi media massa yang terkait dengan politik adalah pembentukan image (pencitraan). Media tidak dapat dilepaskan dari berbagai kepentingan, baik itu kepentingan ekomomi maupun kepentingan ideologi. Maka dari itu sebagai masyarakat (sebagai makhluk sosial) kita tentunya harus menjadi masyatakat cerdas yang selektif dalam memilih (mengonsumsi) dalam memaknai suatu informasi dari media massa.

Konsultan Politik
Ada beberapa tipe konsultan politik menurut Choel Mallarangeng (Direktur Foz Indonesia) Ada yang hanya menangani isu saja, ada yang menangani style and contain client saja. Ada yang menangani grass root campaign client saja, ada yang memimpin keseluruhan tim pemenangan, ada yang media campaignnya saja. Bahkan bukan membuat eksekusi media, tapi cuma creative brief, ada pelaporan dan adminitrasinya. Tapi kalau tujuannya menang, begitu banyak secara holistik harus dilakukan untuk menang. Dari pemilihan kepala daerah sampai pemilu presiden, semuanya melibatkan jasa konsultasi politik agar menjual pencitraannya kepada masyarakat. Menjamurnya iklan-iklan politik merupakan andil dari lembaga konsultan politik. Semua tingkah laku tokoh politik juga diatur sedemikian rupa.

Marketing Politik
Tataran persentuhan konsultan marketing politik seperti yang dikatakan pada bab sebelumnya, yakni hanya bekerja pada aspek emosinal pemilih tanpa memedulikan sisi substansial dari apa yang mau ditawarkan dengan brand Politik tersebut.

Kekuatan kehumasan
Faktor ini merupakan kekuatan partai – partai politik beserta aktor politiknya dalam mesin politik-nya. Aspek penting faktor ini, yaitu komunitas membentuk merek politik, rekayasa citra, segmentasi publik, target pemilih, dan pencitraan personal kandidat. Tidak kalah penting adalah menyasar pemilih, manajemen media massa dengan impresi politik.

Leave a comment